Menjaga Toleransi dan Kerukunan Antar Umat Beragama
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hadirin yang berbahagia,
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan ampunan. Umat Islam di seluruh dunia berlomba-lomba meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Selain itu, bulan Ramadhan juga merupakan bulan untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama.
Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan kemajemukannya. Berbagai suku bangsa, agama, dan budaya hidup berdampingan di negeri ini. Sehingga, kemajemukan ini merupakan anugerah dari Allah SWT yang harus kita syukuri.
Untuk itu, toleransi dan kerukunan antar umat beragama menjadi kunci utama dalam menjaga keharmonisan dan persatuan bangsa. Toleransi berarti saling menghormati dan menghargai perbedaan. Kerukunan berarti hidup damai dan saling membantu antar sesama.
Islam mengajarkan umatnya untuk bersikap toleran dan rukun dengan pemeluk agama lain. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Kafirun ayat 6:
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Artinya: “Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku.”
lebih lanjut, Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda:
مَنْ آذَى ذِمِّيًّا فَقَدْ آذَانِي، وَمَنْ آذَانِي فَقَدْ آذَى اللَّهَ
Artinya: “Barangsiapa yang menyakiti orang kafir dzimmi (non-Muslim yang tinggal di wilayah Islam) maka ia telah menyakitiku, dan barangsiapa yang menyakitiku maka ia telah menyakiti Allah.”
Hadirin yang berbahagia,
Toleransi dan kerukunan antar umat beragama bukan hanya perintah agama, tetapi juga kebutuhan vital bagi bangsa Indonesia. Dengan menjaga toleransi dan kerukunan, kita dapat mewujudkan cita-cita bangsa yang adil dan makmur.
Berikut beberapa contoh sikap toleransi dan kerukunan antar umat beragama:
- Menghormati perbedaan keyakinan dan kepercayaan orang lain.
- Tidak memaksakan keyakinan kita kepada orang lain.
- Saling membantu dan bekerja sama dalam kegiatan sosial.
- Menjaga kerukunan dan kedamaian di lingkungan tempat tinggal.
Tokoh-tokoh terkenal Muslim pun banyak yang menyerukan pentingnya toleransi dan kerukunan antar umat beragama.
- KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), presiden keempat Indonesia, pernah berkata: “Minoritas tidak perlu takut, mayoritas tidak perlu khawatir.”
- Buya Syafii Maarif, ulama dan tokoh Muhammadiyah, mengatakan: “Toleransi bukan berarti meniadakan perbedaan, tetapi menghargai perbedaan.”
- Prof. Quraish Shihab, pakar tafsir Al-Qur’an, menyatakan: “Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam. Oleh karena itu, Islam tidak hanya ramah terhadap sesama Muslim, tetapi juga terhadap non-Muslim.”
Marilah kita bersama-sama menjaga toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Dengan demikian, kita dapat mewujudkan Indonesia yang damai, adil, dan makmur.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.