MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI (TASAMUH) Bag.3

tasamuh

Akhlak Terpuji kepada Diri Sendiri

(Tasamuh)

1. Pengertian dan pentingnya Tasamuh

Kata tasamuh berasal dari Bahasa Arab yang secara bahasa artinya, murah hati, lapang hati. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, tasamuh diartikan lapang dada, keluasan pikiran, toleransi. Adapun pengertian tasamuh adalah sikap atau perbuatan melapangkan dada, tenggang rasa dalam menghadapi perbedaan, baik pendapat, keyakinan dan agama.

2. Dalil tentang perintah Tasamuh

Islam, adalah agama yang sangat menghargai perbedaan, dalam batasan tertentu. Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh dalam hal tasamuh ini, yakni di saat ingin memajukan Madinah, yang di dalamnya banyak suku dan agama. Dalam Al Qur’an dijelaskan pada surat ke-109 Al Kafirun ayat 1-6:

al kafirun

Artinya : Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (QS. Al Kaafirun (109) : 1-6)

Dalam ayat tersebut dapat dipahami bahwa Islam sangat toleran terhadap adanya perbedaan agama. Pada akhir ayat ditegaskan, bagimu agamamu, dan bagiku agamaku.

3. Bentuk-bentuk tasamuh

a. Tidak ada paksaan dalam memilih agama

b. Tidak memaksakan kepentingan dan keinginan.

c. Menghormati dan menghargai perbedaan.

Baca juga : MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI (TAWADDU’) Bag.2

4. Perilaku yang mencerminkan sikap tasamuh

a. Tidak memaksakan agama kepada orang lain.

b. Tidak menghalangi hak orang lain walaupun dalam perasaannya terdapat rasa benci karena akhlaknya yang tercela.

c. Memberikan kesempatan kepada orang lain untuk memanfaatkan fasilitasnya.

d. Memberi kesempatan orang lain untuk melaksanakan tugas kewajiban menurut keyakinannya, walaupun terdapat perbedaan.

5. Sikap perilaku tasamuh dalam kehidupan sehari-hari

a. Menghentikan sementara acara atau rapat karena tiba waktu shalat.
b. Tidak menyalakan klakson motor atau mobil ketika melewati tempat ibadah.
c. Ikut menjaga keamanan dan ketertiban pada waktu umat agama lain merayakan hari rayanya.
d. Memberi waktu untuk libur bagi karyawan yang sedang berhari raya.
e. Menghormati pendapat orang lain terhadap penafsiran dan pemahaman suatu masalah.
f. Tidak makan di sembarang tempat pada waktu siang hari bulan puasa.

6. Hikmah perilaku tasamuh

1. Dapat memberikan kesejukan jiwa kepada diri sendiri dan orang lain.
2. Menimbulkan sikap dan perangai yang mulia.
3. Mendapatkan teman yang semakin banyak.
4. Timbul rasa tenang pada diri sendiri dan orang lain.
5. Memudahkan penyelesaian persoalan yang nampak sulit bagi orang lain.
6. Mudah mendapatkan relasi.
7. Jika mendapat kesulitan, akan banyak orang yang menolong.
8. Jika melakukan kesalahan, banyak orang yang mau memahami.

7. Membiasakan diri berlaku tasamuh

a. Memahami jalan pikiran orang lain atas perbuatan yang dilakukan. Dengan demikian kita dapat lebih mengetahui hakikat dari perbuatan tersebut. Dengan kata lain, tidak hanya menilai fakta, namun perlu memahami proses.
b. Menghargai dan menghormati hak-hak orang lain. Sebagaimana kita juga merasa senang jika keadaan kita dihargai dan dihormati oleh orang lain.
c. Mencoba mengetahui lebih mendalam atas perbuatan orang lain terhadap kita. Sehingga mengetahui sejauh manakah hubungan perbuatan dengan motivasi, keyakinan dan kepentingannya.
d. Berusaha lebih teliti melihat perbuatan sendiri. Kemungkinan, orang lain lebih benar dari pada apa yang kita lakukan.
e. Senantiasa mengevaluasi diri. Sehingga tahu akan kekurangan diri sendiri untuk diperbaiki dan mau menghargai orang lain.

Satu pemikiran pada “MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI (TASAMUH) Bag.3

Komentarmu?